KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Pre-Eklamsia Berat.”
Penulisan makalah ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas
dalam mata pelajaran Asuhan Kebidanan IV (Patologis). Dalam Penulisan makalah
ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis masih kurang baik. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian
ini, khususnya kepada :
1. Ibu
Cendy, S.SiT., M.Kes, selaku dosen pengampuh mata kuliah Asuhan Kebidanan IV.
2. Pihak
perpustakaan UNRIYO yang bersedia meminjamkan beberapa buku sebagai refrensi
sesuai topik permasalahan.
3. Rekan-rekan
satu kelompok yang telah bersungguh-sungguh mengerjakan tugas di atas kesibukan
masing-masing.
4. Secara
khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materil sepenuhnya dan Semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam
penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan
bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai amal ibadah, Amin.
Yogyakarta, Maret
2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi dalam trimester II kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya
pada molahidatidosa. (Hanifa Wiknjosastri, 2007). Pre-eklampsia berat merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa
berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivitas endotel, yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria (Cunningham et al,
2003, Matthew warden, MD, 2005). Pre-eklampsia
berat
terjadi pada umur kehamilan 20 minggu lebih.
Dikatakan pre-eklampsia berat, bila disertai tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam, proteinuria lebih dari 3gr/liter, adanya gangguan selebral, gangguan virus dan
rasa nyeri di epigastrium dan terdapat edema paru dan sianosis. (Prof. Dr.
Rustam Mochtar, MPH, 1998).
Begitu
banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi berat tidak dapat
ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu untuk
melakukan pemeriksaan teratur pada bidan dan juga ketidakperhatiannya bidan
dalam megontrol ibu hamil dengan baik di daerahnya. Dengan disusunya makalah
in, semoga akan leih menjadarkan kita utuk lebih memperhatikan ibu hamil dengan
maslah pre-eklamsi berat sehingga dapat menurunkan drajat kecacatan ibu dan
janin bahkan menyebabkan kematian. Makalah ini bermanfaat untuk masyarakat
umum, secara khusus mahaiswa kebidanan guna untuk menambah pengetahuan. Smoga
bermanaat untuk smua, Amin.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat
mengetahui defenisi pre-eklamsi berat
2. Mahasiswa dapat
memahami tanda dan gejala yang dialami PEB
3. Mahasiswa dapat
menangani sesui wewenangnya terhadp pasien PEB
4. Mahasiswa dapat
mengaplikasikan masalah PEB dalam sebuah Asuhan Kebidanan
C. Rumusan masalah
1. Bagaimana cara
menangani ibu hamil dengan kasus PEB ?
2. Apa sajakah
tindakan yang dapat dilakukan oleh seorang bidan sesuai wewenangnya ?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Defenisi
Pre-eklamsi berat adalah
suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110
mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih (Ai Yeyeh.R, 2011). Sedangkan menurut Rozihan (2007), Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda khas
seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan
ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan.
Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga
terjadi pada trimester kedua kehamilan. Pre eklamasi berat menurut Ilmu
Kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo, Fak. UI Jakarta (1998),
diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan
setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pre-eklamsia berat adalah komplikasi yang terjadi pada saat
kehamilan dengan ciri yang khas yaitu disertai dengan hipertensi ≥160/110 mmHg
dan atau disertai dengan adanya protein urine positif 2 dan atau 3 dan lazim
disertai dengan oedema pada kehamilan ≤20 minggu.
II.
Tanda
Dan Gejala
Adapun tanda dan gejala
yang terjadi pada ibu hamil yang mengalami pre-eklamsi berat yaitu tekanan
darah sistolik >160 mmHg dan diastolik >110 mmHg, terjadi peningkatan
kadar enzim hati dan atau ikterus, trombosit <100.000/mm3 ,
terkadang disertai oligouria<400ml/24 jam, protein urine >2-3 gr/liter,
ibu hamil mengeluh nyeri epigastrium, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri
frontal yang berat, perdarahan retina dan oedema pulmonum. Terdapat beberapa
penyulit juga yang dapat terjadi, yaitu kerusakan organ-organ tubuh seperti
gagal ginjal, gagal jantung, gangguan fungsi hati, pembekuan darah, sindrom
HELLP, bahkan dapat terjadi kematian pada bayi, ibu dan atau keduanya bila
pre-eklamsi tidak segera ditangani dengan baik dan benar (Ai Yeyeh.R, 2011).
III.
Faktor Resiko
Menurut Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
(2005), faktor resiko pre- eklamsia berat adalah :
1.
Riwayat
Preeklampsia
2.
Primigravida,
karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies)
belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia
3.
Kegemukan
4.
Kehamilan
ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar
atau lebih.
5.
Riwayat
penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes,
penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.
IV.
Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur
kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia berat selama perawatan
maka perawatan dibagi menjadi perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri
atau diterminasi ditambah pengobatan medicinal dan perawatan konservatif yaitu
kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medicinal (AYeyeh.R, 2011). Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1.
Perawatan aktif
Pada setiap penderita
sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan pemeriksaan fetal assesment
yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi
(salah satu atau lebih), yakni :
a.
Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu
atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan
terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan
desakan darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status
quo (tidak ada perbaikan).
b.
Janin
Hasil fetal assesment
jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine growth retardation (IUGR)
c.
Hasil laboratorium
Adanya HELLP sindrom
(haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia).
2.
Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berst
(dilakukan dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah
sakit dengan berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa
setiap 30 menit, reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter
diselingi dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang
(MgSO4), diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40
mg/IM.
3.
Antihipertensi diberikan bila tekanan darah
sistolis lebih 180 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah
tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan
perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada
umumnya.
4.
Bila dibutuhkan penurun darah secepatnya, dapat
diberikan obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres
injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul dalam 500cc cairan infus atau press
disesuaikan dengan tekanan darah.
5.
Bila
tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang
selang 1 jam, maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka
obat yang sama mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997).
6.
Pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni
ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan
celidanid D.
7.
Lain-lain seperti konsul bagian penyakit dalam/jantung
atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu rectal lebih dari 38,5 0C
dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc
secara IM, antibiotik diberikan atas indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6
jam secara IV perhari. Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena
kontraksi uterus. Dapat diberikan petidin HCL 50-75 mg sekali saja,
selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.
8.
Pengobatan Obstetrik
Pengobatan obstetri dilakukan dengan cara
terminasi terhadap kehamilan
yang belum inpartu, yaitu :
a.
Induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan
syarat nilai bishop 5 atau lebih dan dengan fetal heart monitoring.
b.
Seksio Sesaria (dilakukan oleh dokter ahli
kandungan), bila: fetal assessment jelek. Syarat tetesan oksitocyn tidak
dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12
jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn belum masuk fase aktif. Pada
primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan terminasi dengan seksio sesaria.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanganan yang tepat pada
kasus PEB dapat dilakukan dengan cara meninjau dari umur kehamilan dan
perkembangan gejala-gejala pre-eklamsia berat selama perawatan yang dibagi menjadi perawatan aktif. Penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif dilakukan pemeriksaan fetal
assesment yakni pemeriksaan nonstrees test(NST) dan ultrasonograft (USG),
dengan indikasi (salah satu atau lebih), yakni Pada ibu yang berusia kehamilan 37 minggu atau
lebih, dijumpai tanda-tanda atau gejala impending eklamsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan
darah atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo
(tidak ada perbaikan), Janin yang memiliki hasil fetal
assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra uterine growth retardation
(IUGR) dan hasil laboratorium yang menunjukan adanya HELLP
sindrom (haemolisis dan peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia), pengobatan medicinal pasien
pre-eklamsi berat (dilakukan
dirumah sakit dan atas instruksi dokter), yaitu segera masuk rumah sakit dengan
berbaring miring ke kiri ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit,
reflek patella setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi
dangan infus RL (60-125 cc/jam) 500cc, berikan antasida , diet cukup protein,
rendah karbohidrat, lemak dan garam, pemberian obat anti kejang (MgSO4),
diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah
jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM, antihipertensi diberikan bila
tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg atau MAP lebih 125 mmHg. Sasaran
pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan kurang 90 mmHg)
karena akan menurunkan perfusi plasenta, dosis antihipertensi sama dengan dosis
antihipertensi pada umumnya bila
dibutuhkan penurun darah secepatnya, dapat diberikan obat-obat antihipertensi
parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5
ampul dalam 500cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah, bila tidak tersedia
antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam,
maksimal 4-5 kali. Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama
mulai diberikan secara oral (Syakib Bakri, 1997), pengobatan jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda-tanda
menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan celidanid D, lain-lain seperti konsul bagian
penyakit dalam/jantung atau mata. Obat-obat antipiretik diberikan bial suhu
rectal lebih dari 38,5 0C dapat dibantu dengan pemberian kompres
dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara IM, antibiotik diberikan atas
indikasi saja. Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam secara IV perhari. Anti nyeri bila
penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus. Dapat diberikan
petidin HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir. Jika Pengobatan Obstetrik cara terminasi kehamilan yang
belum inpartu dapat dilakukan dengan
induksi persalinan: tetesan oksitocyn dengan syarat nilai bishop 5 atau
lebih dan dengan fetal heart monitoring dan seksio sesaria
(dilakukan oleh dokter ahli kandungan), bila: fetal assessment jelek. Syarat
tetesan oksitocyn tidak dipenuhi (nilai bishop < 5) atau adanya
kontraindikasi tetesan oksitocyn; 12 jam setelah dimulainya tetesan oksitocyn
belum masuk fase aktif. Pada primigravida lebih diarahkan untuk dilakukan
terminasi dengan seksio sesaria. Tindakan yang
dapat dilakukan oleh seorang bidan sesuai wewenangnya yaitu menegakan diagnosa
awal PEB dengan cara melakukan peneriksaan awal yaitu test protein urine dan
melakukan asuhan kebidanan yang berisikan tentang pemeriksaan fisik lengkap,
diagnosa dan rencana serta pelaksanaannya. Sesuai wewenangnya bidan harus
merujuk segera ibu hamil yang sesuai dengan tanda dan gejala pre-eklamsi berat.
B.
Saran
Pre-eklamsia
berat memiliki beberapa faktor penyebab seperti faktor genetik namun
pelaksanaannya harus diawai dengan baik oleh tenaga kesehatan supaya dapat
ditanggulangi dan tidak terjadi eklamsia yang dapat membahayakan kesehatan ibu
dan janin.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II PATOLOGIS
Ny. G G1P0A0Ah0 UMUR 24
TAHUN UK 22 MINGGU
DI BPM Ny. Y SLEMAN-YOGYAKARTA
No. Register : 150313
Masuk BPM tanggal / jam : 11 Januari 2013/09.30 WIB
Dirawat diruang : -
I. PENGKAJIAN Tgl : 11-01-2013, Jam
: 09.30WIB, Oleh : Bidan Y
A. BIODATA
Ibu Suami
Nama : Ny. G Tn.
S
Umur : 24 tahun 28
tahun
Agama : Islam Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU S1
Pekerjaan : Swasta PNS
Alamat : Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo Jl. Raya Tajem, Maguwoharjo
No. Telp : 085333123456 082145456789
B. DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan
kunjungan
Ibu mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya.
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan sudah dua hari ini kaki dan tangannya bengkak, ibu merasa
sering pusing, sakit kepala bagian depan, terkadang pandangannya kabur, serta
perut ibu terasa sakit.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche :
15 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat darah : Encer Keluhan : Tidak ada
4.
Riwayat pernikahan
Status pernikahan : Kawin (Sah) Menikah ke :
Pertama
Lama : 3 tahun Usia menikah pertama : 21 Tahun
5.
Riwayat obstetrik: G1 P0 A0Ah0
Hamil ke-
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tanggal
|
Umur khamiln
|
Jns prsalinan
|
Penolong
|
komplikasi
|
JK
|
BB Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
Hamil ini
|
|||||||||
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No.
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl.
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
7.
Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT: HPL
:
b. ANC pertama umur kehamilan : 8 minggu
c. Kunjungan ANC
1. Trimester I
Frekuensi : 2 x, Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : mual-mual
Terapi : B6 (2x1)
2.
Trimester
II
Frekuensi : 2 x, Tempat : BPM Oleh : Bidan
Keluhan : sering pusing dan terkadang pandangannya kabur.
Terapi :
tablet Fe (1x1) dan asam folat (1x1).
3.
Trimester
III
Frekuensi : - x, Tempat : - Oleh : -
Keluhan : -
Terapi : -
d.
Imunisasi
TT
TT I Caten (12-10-2009).
e.
Pergerakan
janin selama 12 jam(dalam sehari)
Ibu
mengatakan merasakan gerakan janinnya lebih dari 10x dalam sehari.
8.
Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah /sedang diderita
(menular, menurun dan menahun) Ibu mengatakan tidak
pernah/sedang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, PMS. Ibu
mengatakan sedang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi. Ibu mengatakan
tidak pernah/sedang menderita penyakit menahun seperti asma dan jantung.
b.
Penyakit
yang pernah /sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun) Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang menderita penyakit menular
seperti TBC, Hepatitis, PMS. Ibu mengatakan dalam keluarga ada riwayat penyakit
menurun yaitu hipertensi (ayah). Ibu mengatakan keluarga tidak pernah/sedang
menderita penyakit menahun seperti asma dan jantung.
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suami tidak ada riwayat
keturunan kembar
d. Riwayat
operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi SC, atau usus
buntu.
e. Riwayat
alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada alergi obat antibiotic
(amoxicicilin)
9. Pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi sebelum hamil saat hamil
Makan
Frekuensi : 3x/hari 4x/hari
Porsi : 1 piring 1-2
piring
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi,
sayur, lauk, buah
Pantangan : tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
Minum
Frekuensi :
7x/hari, 8x/hari
Porsi :
1 gelas 1 gelas
Jenis : air putih air
putih dan susu
Pantangan : tidak ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada tidak
ada
b.
Pola
eliminasi
BAB
Frekuensi :
1x/hari 1x/hari
Konsistesi :
lunak lunak
Warna :
kuning kuning
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
BAK
Frekuensi :
5x/hari 6-7x/hari
Konsistesi :
cair cair
Warna :
kuning jernih kuning
keruh
Keluhan :
tidak ada tidak
ada
c.
Pola
istirahat
Tidur siang
Lama : - -
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam/hari 8
jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak ada
d.
Personal
hygiene
Mandi : 2 x/hari 2
x/hari
Ganti
pakaian : 2 x/hari 2
x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2
x/hari
Keramas : 4 x/minggu 4 x/minggu
e.
Pola
seksualitas
Frekuensi : 3 x/minggu 3x/minggu
Keluhan : tidak ada
f.
Pola
aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
Ibu mengatakan sebelun dan
selama hamil ia tetap melakukan pekerjaan rumah tangga dan bekerja di luar
rumah sebagai karyawan salon kecantikan.
g.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (
merokok,minum jamu,minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu dan minuman beralkohol.
h. Psikososiospiritual
( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan ,dukungan sosial,perencanaan
persalinan,pemberian ASI,perawatan bayi,kegiatan ibadah,kegiatan sosial,dan
persiapan keuangan ibu dan keluarga)
1) Ibu mengatakan sangat bahagia dengan
kehamilan ini karena merupakan kehamilan yang pertama.
2) Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat
menerima dan mendukung kehamilan ini karena kehamilan ini sangat diharapkan dan
didamba-dambakan.
3) Ibu mengatakan masyarakat menerima
kehamilan ini karena dari perkawinan yang sah.
4) Ibu mengatakan hubungannya dengan suami
dan keluarga baik-baik saja.
5) Ibu mengatakan taat beribadah (sholat 5
waktu)
6) Ibu mengatakan selalu mengikuti arisan
ibu-ibu setiap bulan
7) Ibu mengatakan pendapatan keluarga cukup
untuk memenuhi kebituhan sehari-hari.
i. Pengetahuan
ibu ( tentang kehamilan,persalinan,dan laktasi
Ibu mengatakan cukup paham dengan kehamilan yang ia peroleh dari orang
tuanya maupun bidan tetapi persalinan dan laktasi kurang begitu paham karena ia
hanya membaca dari beberapa artikel dan majalah pregnancy.
j. Lingkungan
yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)
1) Ibu
mengatakan ia tinggal serumah dengan suami dan mertunya
2) Ibu
mengatakan lingkungnnya cukup bersih
3) Ibu
mengatakan tidak ada hewan peliharaan dirumah.
C. DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan
umum
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign :
Tekanan
darah : 170/110mmHg Nadi : 89 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit Suhu :
37,1 0c
BB sebelum hamil : 60 kg
BB 3
hari yang lalu : 68 kg
BB saat ini : 74 kg
Tinggi
badan : 158 cm
2.
Pemeriksaan
fisik
a.
Kepala : mecocepal, kulit kepala bersih, tidak ada massa atau benjolan dan tidak
nyeri tekan.
b.
Rambut : hitam pendek, tidak rontok
c.
Muka : bulat, wajah pucat,
terdapat cloasama gravidarum, tidak ada bekas luka dan terdapat oedema.
d.
Mata : simetris, sklera tidak ikterik , konjungtiva tidak anemis maupun
tanda-tanda infeksi
e.
Hidung : mancung, ada secret, tidak ada polip maupun tanda-tanda infeksi.
f.
Mulut : bibir lembab, gigi bersih, gusi merah muda, tidak caries, lidah bersih,
tidak ada stomatitis dan tidak ada pembesaran tonsil.
g.
Telinga : simetris, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran.
h.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan jugularis tidak
ada nyeri tekan maupun nyeri telan
i.
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing dan bunyi jantung
normal.
j.
Payudara : simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi areola, tidak ada
massa/benjolan dan tidak nyeri tekan.
k.
Abdomen : sudah ada pembesaran, ada
striae alba dan linea nigra, tidak ada bekas luka atau operasi.
l.
Palpasi Leopold
o
Leopold I :
ballotement
o
Leopold II-IV :
belum dapat dilakukan
m. Osborn test : tidak dilakuakan
n. TFU menurut Mc. Donald : 2 jari di atas pusat TBJ : -
o. Auskultasi DJJ : 121 x/mnt
p. Ekstremitas atas : simetris,
jari lengkap, aktif, ada oedema dan LILA : 28 cm
q. Ekstremitas bawah :
simetris, jari lengkap,
aktif, ada oedema, tidak ada varises.
r.
Genetalia
luar : tidak ada secret, varises (-), pebesaran kelenjar
bartolini (-), darah (-).
s. Anus : tidak haemorroid
t.
Pemeriksaan
panggul (bila perlu) : tidak dilakukan
3. Pemeriksaan Penunjang Tanggal : 11-01-2013, Jam : 09.30 WIB
a.
Protein
urine : +2
b.
HB :
11,6 gr%
I. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. G G1P0A0Ah0 umur 24 tahun, UK 22 minggu dengan
pre-eklamsia berat.
1.
Data
subjektif
a)
Ibu
mengatakan namanya Ny. Gelfy Adfitri
b)
Ibu
mengatakan ini kehamilannya yang pertama dan belum pernah keguguran
c)
Ibu
mengatkan umurnya 24 tahun
d)
Ibu
mengatkan HPHT-nya tgl : 21-08-2012
e)
Ibu mengatakan sudah dua hari ini kaki dan
tangannya bengkak, ibu merasa sering pusing, sakit kepala bagian depan,
terkadang pandangannya kabur, serta perut ibu terasa sakit.
2.
Data
objektif
Keadaan umum : sedang
Kesadaran : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital sign :
Tekanan darah :
170/110mmHg
Nadi :
89 x/menit
Pernapasan :
24 x/menit
Suhu :
37,1 0c
BB sebelum hamil : 60 kg
BB 3
hari yang lalu : 68 kg
BB : 74 kg
UK : 22 minggu
HPL : 08-05-2013
Tinggi
badan : 158 cm
LILA : 28 cm
DJJ : 121 x/mnt
TFU : 2 jari di atas
pusat
Pemeriksaan
fisik : kaki, tangan dan wajah
ibu bengkak, wajah ibu pucat.
Protein
urine : +2
HB : 11,6 gr%
B.
Masalah
Ibu khawatir akan kesehatannya apalagi keadaan bayinya.
1.
Data
subjektif
Ibu
mengatkan ia sangat takut jika dirinya jatuh sakit apalagi sampai harus dirawat
di Rumah Sakit karena ia tidak mungkin membiarkan merepotkan mertuanya untuk
mengerjakan rumah karena ia sudah tua. Selain itu, ia juga mengkwatirkan
keadaan janinnya karena ini hamil pertama dan sangat diharapkan.
2.
Data
objektif
Ibu terlihat
cemas dan khawatir, lemah dan tidak bersemangat.
III. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Diagnosa
potensial yang mungkin akan terjadi adalah eklamsia.
IV. ANTISIPASI
TINDAKAN SEGERA
Pasang infuse dengan cairan Dextrose 5% dengan kecepatan 15-20 tetes / menit kemudian beri MgSO4 2 gr dan menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi, serta suplemen Ca dan Mg, lebih
banyak beristirahat, jangan terlalu banyak bekerja selanjutnya berkolaborasi dengan dokter obsgyn.
V. PERENCANAAN tgl : 11-01-2013, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y
1. Beri tahu ibu dan
keluarga hasil pemeriksaan
2. Beri tahu ibu
bahwa keadaannya harus segera dirujuk
3. Berikan dukungan
sepenuhnya pada ibu dan keluarga
4. Terapkan BAKSO
KUDA
5. Berikan
pertolongan segera
6. Dokumentasi
VI. PELAKSANAAN tgl : 11-01-2013, Jam
: 09.30WIB, Oleh : Bidan Y
1.
Memberitahu
ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaanya harus segera di tangani secara intensif menggigat terdapat tanda
dan gejala pre-eklamsia berat sedangkan bayinya masih dalam keadaan normal.
Ditandai dengan :
Tekanan darah : 170/110mmHg
BB sebelum hamil : 60 kg
BB 3
hari yang lalu : 68 kg
BB : 74 kg
DJJ : 121 x/mnt
Pemeriksaan
fisik : kaki, tangan dan wajah ibu bengkak, wajah ibu pucat.
Protein
urine : +2
HB : 11,6 gr%
2.
Memberitahu
ibu bahwa keadaanya harus segera dirujuk untuk memperoleh perawatan yang
intensif dan optimal dari tenaga medis yang lebih yaitu di Rumah sakit yang
memiliki fasilitas yang memadai.
3.
Memberikan
dukungan sepenuhnya pada ibu dan keluarga denagan cara meyakinkan ibu dan
keluarga bahwa perawatan medis yang ditanggani oleh dokter ahli akan lebih baik
karena peralatan dan sarana praserana yang tersedia juga komlit dan memadai
sehingga komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu dan janinnya dapat
ditangani, selain itu menyarankan keluarga untuk tetap tenang dan selalu
mendukung ibu dengan cara berdoa.
4.
Menerapkan
BAKSO KUDA dalam tindakan merujuk yaitu menyertakan bidan untuk menemani ibu
jika terjadi kegawatdaruratan, dipersiapkan pula peralatan yang memadai untuk
proses perujukan, mempersiapkan kendaraan untuk perujukan serta surat rujukan
beserta obat-obatan yang mungkin akan diperlukan. Selain itu juga disertakan
keluarga untuk menemani ibu dan memberikan semangat pada ibu, tidak lupa uang
atau biaya serta doa yang tulus demi kesembuhan sang ibu dan tidak lupa juga
donor darah (persediaan darah).
5.
Memberikan
pertolongan pertama yaitu memasang
infuse dengan cairan Dextrose 5%
dengan kecepatan 15-20 tetes / menit kemudian beri MgSO4 2 gr.
6.
Melakukan dokumentasi di buku KIA ibu, buku register
dan rekam medik.
VII.EVALUASI tgl
: 11-01-2013, Jam : 09.30WIB, Oleh : Bidan Y
1.
Ibu
paham dengan keadaanya ditandai dengan mau menerima penjelasan dari bidan.
2.
Ibu
dan keluarga bersedia dan mau menandatangani surat bukti rujukan yang akan
dilaksanakan.
3.
Ibu
terlihat masih khawatir dengan keadaanya meskipun sudah diberikan dukungan
mental.
4.
Pertolongan
pertama untuk ibu telah dilakukan.
5.
Data
telah ditulis di buku KIA, register dan rekam medik.
skeb preeklampsia berat