KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini yang berjudul “Hydrocephalus”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalh ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penulisan makalh ini, khusunya kepada :
1.
Ibu Farida selaku dosen pengampu Askeb Neonatus,
Bayi, dan Balita Patologis
2.
Perpustakaan Unriyo yang telah bersedia
meminjamkan beberapa buku yang berkaitan dengan materi makalah ini.
3.
Anggota kelompok, atas kerja sama yang sangat
kompak dalam mencari materi makalah meskipun harus bersusah payah meluangkan
waktu diatas kesibukan masing-masing.
4.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih
kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan makalah ini.
5.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per
satu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan
yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah.
Yogyakarta,
April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu
hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi
yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat
pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana
kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat
mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum
insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup
menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan
pelayanan medis yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan
serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural
(Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling
banyak pada anak usia dibawah 6 tahun.Dari data yang didapat dalam kurun waktu
6 (enem) tahun pada kasus Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus
dari 6233 kasus penyakit saraf yang ada.Hydrocephalus adalah akumulasi cairan
serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural
(Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus menggambarkan kelompok keadaan yang beragam
yang merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada
keadaan yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus
koroid. ( Nelson, 1996 : 2050 )
B.
Tujuan Penulisan
1.
Tujuan umum
Meningkatkan
pengetahuan tentang penyakit hydrocephalus yang semakin banyak di temui pada
bayi,dan menelusuri bentuk umum hydrocephalus hingga bisa menangani dan merawat
penderita hydrocephalus secara baik dan sukses.
2.
Tujuan khusus
a.
Mengetahui pengertian hydrocephalus
b.
Mengetahui etiologi hydrocephalus
c.
Mengetahui komplikasi hydrocephalus
d.
Mengetahui penanganan hydrocephalus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro"
yang berarti "air" dan "Cephalus" yang berarti
"kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial
yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Hassan, 2002). Hydrocephalus
adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuor serebrospinalis yang
berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan tekanan intracranial
(sarwono, 2007). Hydrocephalus adalah jenis
penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan
serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi vertical
serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan
serebrospinalis, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinalis di dalam
cranium; Secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi,
deteriorasi mental, dan kejang-kejang (Sudarti dan Afroh Fauziah, 2012). Hydrocephalus
merupakan Penimbunan cairan otak dalam tengkorak dan bilik-bilik otak sehingga
kepala menjadi besar. Kadang disebut air di otak (Suseno Tutu dan Masruroh,
2009). Hydrocephalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi
yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari
jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan
kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan
serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya
peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor. Menurut Mumenthaler (1995) definisi
hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinallis internal atau
eksternal melebar. Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan
tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah, 1997).
B. Bentuk
Umum
Ada
beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial.
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi :
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi :
1.
Hidrocephalus Non-komunikasi (Non communicating
hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
2.
Hidrosefalus Komunikasi (communicating
hidrocepalus)
Jenis
ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk
mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional.
Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya
villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien
memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
3.
Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure
Hidrocephalus).
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemungkinan ditemukkan hubungan tersebut.
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemungkinan ditemukkan hubungan tersebut.
C.
Etiologi
Gangguan
aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang
selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat
syaraf yang vital. Menurut Lembaga Nasional Instutite of Neurological Disordes
and Stroke (NINDS), gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu :
1.
Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi.
Contohnya
: tumor otak yang terdapat didalam ventrikel akan menghambat aliran cairan otak
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada
bayi dan anak ialah :
·
Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
·
Infeksi
Akibat
infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan
jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab
lain infeksi adalah toxoplasmosis.
·
Neoplasma
Hidrosefalus
oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada
anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii
bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan
bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
·
Perdarahan
Perdarahan
sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen
terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat
organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).
2.
Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi
sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah
banyak.
Contoh
: tumor ganas disel-sel yang memproduksi cairan otak.
3.
Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan
tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan
kepembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat pula.
Contoh
: bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah
(akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimbangan
antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan
ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan jaringan otak
sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan
memungkinkan kepala bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu
petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
D. Manifestasi Klinis
Tanda
awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat
ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005).
Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial.
Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua
golongan, yaitu :
·
Awitan hidrosefalus
terjadi pada masa neonatus
Meliputi
pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada
masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan
ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium
terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak
dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih
terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi
samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003)
·
Awitan hidrosefalus
terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran
kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi
intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan
penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum
gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia
dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala.
Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala
lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania
biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak
vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset
phenomenon).
Gejala
hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan
dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran,
gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan
batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi).
(Darsono, 2005:213)
E. Komplikasi
Hydrocephalus
sebaiknya diketahui sejak dini, karena hydrocephalus akan menimbulkan
komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara
lain ialah :
1.
Ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
2.
Pembuluh darah dikulit kepala makin jelas.
3.
Gangguan sensorik-motorik.
4.
Gangguan penglihatan( buta ).
5.
Gerakan bola mata terganggu (juling)
6.
Terjadi penurunan aktivitas mental yang
progresif.
7.
Bayi rewel, kejang, muntah-muntah, panas yang
sulit dikendalikan.
8.
Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian
tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun
dan naiknya tekanan darah sistolik.
F. Penanganan
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan
hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat
produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ
ekstrakranial. (Darsono, 2005)
Penanganan
hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1. Penanganan Sementara
Terapi
konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus
melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya
meningkatkan resorbsinya.
2. Penanganan Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya
: pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi
massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. Saat ini
cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik
bedah endoskopik. (Peter Paul Rickham, 2003)
3. Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)
Operasi
pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas
drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun
kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid
lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu:
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran
dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt meningatkan resiko akan
kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. (Allan H.
Ropper, 2005:360)
NINDS
menyebutkan bahwa kategori penanganan hydrocephalus adalah “life saving and
sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang
dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan
kecacatan dan kematian. Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara
lain :
1.
Pengukuran lingkar kepala secara serial dan
teratur
Hal
ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala
merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
2.
Foto polos kepala dan di susul dengan
pemeriksaan ultrasonografi.
Hal
ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan
pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana.
3.
Pemeriksaan dengan senografi
Pemeriksaan
ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan
ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang darin 2 cm, maka nilai tindakan
bedah tidak bermanfaat lagi.
4.
Pemeriksaan computerized tomography scan ( CT
Scan) atau magnetic resonance imaging (MRI)
Digunakan
untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab hydrocephalus, misalnya
tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan strategi
penanganan hydrocephalus.
Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk menangani hydrocephalus antara lain :
a.
Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon.
Hal ini
penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan rongga
perut, dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu
dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang
pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat
dipenuhi. Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan
kecil didaerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak
yang selanjutnya selang pintasan ventrikel dipasang, disusul, kemudian dibuang
sayatan kecil didaerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan
rongga perut antara kedua ujung selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah
selang pintasan yang ditanam dibawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.
b.
Teknik neuroendoskopi
Endoskopi
dapat digunakan sebagai alat diagnose dan sekaligus tindakan bedah. VRIES pada
tahun 1978 mengembangkan endoskopi yang canggih, yakni sebuah selang fiber-optik
yang dilengkapi dengan peralatan bedah mikro dan sinar laser. Dengan demikian,
melalui sebuah lubang dikepala, selang dipadu dengan layar televise,
dioperasikan alat bedah untuk membuka tumor yang menyumbat rongga ventrikel.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ø Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro"
yang berarti "air" dan "Cephalus" yang berarti
"kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang
mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial
yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
Ø Tiga
bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi yaitu hydrocephalus komunikasi,
hydrocephalus non-komunikasi dan hydrocephalus bertekanan normal.
Ø Penyebab
hydrocephalus yaitu karena gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan
tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak
disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital.
Ø Manifestasi
klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu awitan hidrosefalus yang terjadi pada masa neonates
dan awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
Ø Pada
dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi
CSS.
b) Mempengaruhi hubungan
antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c)
Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial.
B.
Saran
Balita
adalah generasi hidup apa lagi tercatat angka kematian balita lumayan
tinggi di Indonesia,perlunya kita membahas adanya penyakit yang semakin menjadi
sebab dari kesengsaraan seorang balita, adapun dari pada itu orang tua harus
lebih dominan berupaya menjaga dan merawat selayaknya menjaga kesehatan
balita,orang tua lebih berpengaruh dari keadaan balitanya terutama untuk
seorang ibu yang setiap saat memberi dan menyusui balita,dari penerapan diatas
cukup difahami dan menjadi kewaspadaan kita dalam menjaga keselamatan dan
keluarga,penyakit-penyakit berbagai macam dan berbagai rupa efek yang dirasakan
sejenak itu kita berupaya berantisipasi dalam perlindungan balita dari Hydrocephalus.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono
dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Prawirohardjo
sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
dapatkan solusi aman atasi hidrocephalus dengan sne kapsul
BalasHapushttps://rohaminaherba.com/sne-produk/wis-d-essence-sne-seabucthorn-08226504008/
https://pinsentsarm.blogspot.co.id/2018/03/testimoni-hidrocephalus-sembuh-dengan.html
BalasHapus