Selasa, 02 April 2013

MAKALAH HYDROCEPHALUS




KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Hydrocephalus”.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalh ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalh ini, khusunya kepada :
1.      Ibu Farida selaku dosen pengampu Askeb Neonatus, Bayi, dan Balita Patologis
2.      Perpustakaan Unriyo yang telah bersedia meminjamkan beberapa buku yang berkaitan dengan materi makalah ini.
3.      Anggota kelompok, atas kerja sama yang sangat kompak dalam mencari materi makalah meskipun harus bersusah payah meluangkan waktu diatas kesibukan masing-masing.
4.      Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
5.      Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.


Yogyakarta, April 2013

Penulis
           


BAB I

PENDAHULUAN


A.     Latar belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan pelayanan medis yang khusus. Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hydrocephalus dapat terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada anak usia dibawah 6 tahun.Dari data yang didapat dalam kurun waktu 6 (enem) tahun pada kasus Hydrocephalus di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda khususnya ruang Angsoka terdapat 101 kasus hydrocephalus dari 6233 kasus penyakit saraf yang ada.Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus menggambarkan kelompok keadaan yang beragam yang merupakan akibat dari terganggunya sirkulasi dan absorbsi CSS atau pada keadaan yang jarang, akibat dari meningkatnya produksi papilloma pleksus koroid. ( Nelson, 1996 : 2050 )


B.     Tujuan Penulisan
1.         Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan tentang penyakit hydrocephalus yang semakin banyak di temui pada bayi,dan menelusuri bentuk umum hydrocephalus hingga bisa menangani dan merawat penderita hydrocephalus secara baik dan sukses.
2.         Tujuan khusus
a.    Mengetahui pengertian hydrocephalus
b.   Mengetahui etiologi hydrocephalus
c.    Mengetahui komplikasi hydrocephalus
d.   Mengetahui penanganan hydrocephalus



BAB II

PEMBAHASAN


A.     Defenisi
Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan "Cephalus" yang berarti "kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Hassan, 2002). Hydrocephalus adalah suatu keadaan dimana terdapat timbunan likuor serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan tekanan intracranial (sarwono, 2007).  Hydrocephalus adalah jenis penyakit yang terjadi akibat gangguan aliran cairan di dalam otak (cairan serebrospinal). Penyakit ini juga dapat ditandai dengan dilatasi vertical serebra, biasanya terjadi secara sekunder terhadap obstruksi jalur cairan serebrospinalis, dan disertai oleh penimbunan cairan serebrospinalis di dalam cranium; Secara tipikal ditandai dengan pembesaran kepala, menonjolnya dahi, deteriorasi mental, dan kejang-kejang (Sudarti dan Afroh Fauziah, 2012). Hydrocephalus merupakan Penimbunan cairan otak dalam tengkorak dan bilik-bilik otak sehingga kepala menjadi besar. Kadang disebut air di otak (Suseno Tutu dan Masruroh, 2009). Hydrocephalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang tempat mengalirnya liquor.  Menurut Mumenthaler (1995) definisi hydrocephalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinallis internal atau eksternal melebar. Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal (Ngastiyah, 1997).

B.     Bentuk Umum
Ada beberapa type hydrocephalus berhubungan dengan kenaikan tekanan intrakranial.
Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi :
1.      Hidrocephalus Non-komunikasi (Non communicating hydrocephalus)
Biasanya diakibatkan obstruksi dalam system ventrikuler yang mencegah    bersikulasinya CSF. Kondisi tersebut sering dijumpai pada orang lanjut usia yang berhubungan dengan malformasi congenital pada system saraf pusat atau diperoleh dari lesi (space occuping lesion) ataupun bekas luka.Pada klien dewasa dapat terjadi sebagai akibat dari obstruksi lesi pada system ventricular atau bentukan jaringan adhesi atau bekas luka didalam system di dalam system ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran kepala.
2.      Hidrosefalus Komunikasi (communicating hidrocepalus)
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
3.      Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus).
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70 tahun) ada kemungkinan ditemukkan hubungan tersebut.

C.     Etiologi
Gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital. Menurut Lembaga Nasional Instutite of Neurological Disordes and Stroke (NINDS), gangguan aliran cairan otak ada tiga jenis, yaitu :
1.      Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi.
Contohnya : tumor otak yang terdapat didalam ventrikel akan menghambat aliran cairan otak
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
·        Kelainan Bawaan (Kongenital)
a. Stenosis akuaduktus Sylvii
b. Spina bifida dan kranium bifida
c. Sindrom Dandy-Walker
d. Kista araknoid dan anomali pembuluh darah
·        Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. Secara patologis terlihat penebalan jaringan piamater dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Penyebab lain infeksi adalah toxoplasmosis.
·        Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
·        Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper, 2005:360).

2.      Aliran cairan otak tidak tersumbat, tetapi sebaliknya cairan itu diproduksi berlebihan, akibatnya cairan otak bertambah banyak.
Contoh : tumor ganas disel-sel yang memproduksi cairan otak.
3.      Cairan otak yang mengalir jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, tetapi ada gangguan dalam proses penyerapan cairan kepembuluh darah balik, sehingga otomatis jumlah cairan akan meningkat pula.
Contoh : bila ada cairan nanah ( meningitis atau infeksi selaput otak) atau darah (akibat trauma) di sekitar tempat penyerapan.
Ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan, dapat perlahan atau progresif, menyebabkan ventrikel-ventrikel tersebut melebar, kemudian menekan jaringan otak sekitarnya. Tulang tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan memungkinkan kepala bayi membesar. Pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
D.    Manifestasi Klinis
Tanda awal dan gejala hidrosefalus tergantung pada awitan dan derajat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi CSS (Darsono, 2005). Gejala-gejala yang menonjol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial. Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu :
·        Awitan hidrosefalus terjadi pada masa neonatus
Meliputi pembesaran kepala abnormal, gambaran tetap hidrosefalus kongenital dan pada masa bayi. Lingkaran kepala neonatus biasanya adalah 35-40 cm, dan pertumbuhan ukuran lingkar kepala terbesar adalah selama tahun pertama kehidupan. Kranium terdistensi dalam semua arah, tetapi terutama pada daerah frontal. Tampak dorsum nasi lebih besar dari biasa. Fontanella terbuka dan tegang, sutura masih terbuka bebas. Tulang-tulang kepala menjadi sangat tipis. Vena-vena di sisi samping kepala tampak melebar dan berkelok. (Peter Paul Rickham, 2003)
·        Awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak
Pembesaran kepala tidak bermakna, tetapi nyeri kepala sebagai manifestasi hipertensi intrakranial. Lokasi nyeri kepala tidak khas. Dapat disertai keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan visus. Secara umum gejala yang paling umum terjadi pada pasien-pasien hidrosefalus di bawah usia dua tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala. Makrokrania mengesankan sebagai salah satu tanda bila ukuran lingkar kepala lebih besar dari dua deviasi standar di atas ukuran normal. Makrokrania biasanya disertai empat gejala hipertensi intrakranial lainnya yaitu:
a. Fontanel anterior yang sangat tegang.
b. Sutura kranium tampak atau teraba melebar.
c. Kulit kepala licin mengkilap dan tampak vena-vena superfisial menonjol.
d. Fenomena ‘matahari tenggelam’ (sunset phenomenon).
Gejala hipertensi intrakranial lebih menonjol pada anak yang lebih besar dibandingkan dengan bayi. Gejalanya mencakup: nyeri kepala, muntah, gangguan kesadaran, gangguan okulomotor, dan pada kasus yang telah lanjut ada gejala gangguan batang otak akibat herniasi tonsiler (bradikardia, aritmia respirasi). (Darsono, 2005:213)


E.     Komplikasi
Hydrocephalus sebaiknya diketahui sejak dini, karena hydrocephalus akan menimbulkan komplikasi apabila tidak segera mendapat penanganan. Manifestasi klinis antara lain ialah :
1.      Ubun-ubun besar bayi akan melebar dan menonjol
2.      Pembuluh darah dikulit kepala makin jelas.
3.      Gangguan sensorik-motorik.
4.      Gangguan penglihatan( buta ).
5.      Gerakan bola mata terganggu (juling)
6.      Terjadi penurunan aktivitas mental yang progresif.
7.      Bayi rewel, kejang, muntah-muntah, panas yang sulit dikendalikan.
8.      Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak yang berupa pernapasan lambat, denyut nadi turun dan naiknya tekanan darah sistolik.
F.      Penanganan
Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial. (Darsono, 2005)
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
1. Penanganan Sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upaya meningkatkan resorbsinya.
2. Penanganan Alternatif (Selain Shunting)
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu malformasi. Saat ini cara terbaik untuk melakukan perforasi dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik. (Peter Paul Rickham, 2003)
3. Operasi Pemasangan ‘Pintas’ (Shunting)
Operasi pintas bertujuan membuat saluran baru antara aliran likuor dengan kavitas drainase. Pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga peritoneum. Biasanya cairan serebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun kadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga subarakhnoid lumbar. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu: pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. Infeksi pada shunt meningatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian. (Allan H. Ropper, 2005:360)

NINDS menyebutkan bahwa kategori penanganan hydrocephalus adalah “life saving and sustaining” yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian. Hal yang dilakukan untuk mengetahui penyakit ini antara lain :
1.            Pengukuran lingkar kepala secara serial dan teratur
Hal ini sangat penting untuk deteksi dini penyakit, karena pembesaran kepala merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk mendeteksi hydrocephalus.
2.            Foto polos kepala dan di susul dengan pemeriksaan ultrasonografi.
Hal ini digunakan untuk menunjang dan melengkapi diagnosis sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan mulai dari yang sederhana.
3.            Pemeriksaan dengan senografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan menjadi data minimal untuk menilai pelebaran ventrikel dan ketebalan jaringan otak. Jika ketebalan kurang darin 2 cm, maka nilai tindakan bedah tidak bermanfaat lagi.
4.            Pemeriksaan computerized tomography scan ( CT Scan) atau magnetic resonance imaging (MRI)
Digunakan untuk mendeteksi struktur anatomi otak, dan penyebab hydrocephalus, misalnya tumor dalam rongga ventrikel yang semua itu berkaitan dengan strategi penanganan hydrocephalus.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menangani hydrocephalus antara lain :
a.       Menggunakan teknologi pintasan seperti silicon.
Hal ini penting karena selang pintasan itu ditanam di jaringan otak, kulit, dan rongga perut, dalam waktu yang lama bahkan seumur hidup penderita sehingga perlu dihindarkan efek reaksi penolakan oleh tubuh. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan dilakukan setelah diagnosis dilengkapi dan indikasi serta syarat dipenuhi. Tindakan dilakukan terhadap penderita yang dibius otak ada sayatan kecil didaerah kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak yang selanjutnya selang pintasan ventrikel dipasang, disusul, kemudian dibuang sayatan kecil didaerah perut, dibuka rongga perut lalu ditanam selang pintasan rongga perut antara kedua ujung selang tersebut dihubungkan, dengan sebuah selang pintasan yang ditanam dibawah kulit sehingga tidak terlihat dari luar.
b.      Teknik neuroendoskopi
Endoskopi dapat digunakan sebagai alat diagnose dan sekaligus tindakan bedah. VRIES pada tahun 1978 mengembangkan endoskopi yang canggih, yakni sebuah selang fiber-optik yang dilengkapi dengan peralatan bedah mikro dan sinar laser. Dengan demikian, melalui sebuah lubang dikepala, selang dipadu dengan layar televise, dioperasikan alat bedah untuk membuka tumor yang menyumbat rongga ventrikel.

 

 

 

 

 





BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Ø      Hydrocephalus berasal dari bahasa Latin yaitu "Hydro" yang berarti "air" dan "Cephalus" yang berarti "kepala".Hydrocephalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel
Ø      Tiga bentuk umum hydrocephalus berdasarkan sirkulasi yaitu hydrocephalus komunikasi, hydrocephalus non-komunikasi dan hydrocephalus bertekanan normal.
Ø      Penyebab hydrocephalus yaitu karena gangguan aliran cairan yang menyebabkan cairan tersebut bertambah banyak yang selanjutnya akan menekan jaringan otak disekitarnya, khususnya pusat-pusat syaraf yang vital.
Ø      Manifestasi klinis dari hidrosefalus pada anak dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu awitan hidrosefalus yang terjadi pada masa neonates dan awitan hidrosefalus terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
Ø      Pada dasarnya ada tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) Mengurangi produksi CSS.
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi.
c) Pengeluaran likuor (CSS) kedalam organ ekstrakranial.
B.           Saran
Balita  adalah generasi hidup apa lagi tercatat angka kematian balita lumayan tinggi di Indonesia,perlunya kita membahas adanya penyakit yang semakin menjadi sebab dari kesengsaraan seorang balita, adapun dari pada itu orang tua harus lebih dominan berupaya menjaga dan merawat selayaknya menjaga kesehatan balita,orang tua lebih berpengaruh dari keadaan balitanya terutama untuk seorang ibu yang setiap saat memberi dan menyusui balita,dari penerapan diatas cukup difahami dan menjadi kewaspadaan kita dalam menjaga keselamatan  dan keluarga,penyakit-penyakit berbagai macam dan berbagai rupa efek yang dirasakan sejenak itu kita berupaya berantisipasi dalam perlindungan balita dari  Hydrocephalus.




DAFTAR PUSTAKA


Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Prawirohardjo sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.



2 komentar:

  1. dapatkan solusi aman atasi hidrocephalus dengan sne kapsul
    https://rohaminaherba.com/sne-produk/wis-d-essence-sne-seabucthorn-08226504008/

    BalasHapus
  2. https://pinsentsarm.blogspot.co.id/2018/03/testimoni-hidrocephalus-sembuh-dengan.html

    BalasHapus